Sore itu seperti biasanya pemuda ini baru selesai menunaikan sholat Ashar di masjid secara berjamaah. Sambil berjalan pulang menuju ke rumahnya. Dari kejauhan terlihat seseorang yang tidak asing lagi baginya, seseorang yang selalu melintas di depan rumahnya sambil meneriakkan JaaalanKooootee.. yah.. itu dia, seorang anak kecil yang tak pernah absen dalam menjual jajanannya. Dengan pakaian yang tidak begitu mewah dan tampa beralas kaki, ia berjalan dengan semangat dan harapan akan berhasil membawa sedikit uang yang halal untuk ibu dan keluarganya yang ada di rumah.
Mungkin bagi orang lain itu adalah pekerjaan yang rendah dan tak banyak menghasilkan uang namun bagi si anak itu sudah lebih dari cukup untuk membantu keluarganya, karena hanya itulah yang ia mampu lakukan saat ini. Terkadang si pemuda merasa bergetar hatinya, bagaimana tidak saat itu ia memasuki gerbang rumahnya dan melihat si anak itu mengorek – ngorek tempat sampah yang ada di depan rumahnya sambil mencari barang – barang yang masih bisa digunakan . Dalam hatinya si pemuda merasa bersyukur karena masih bisa hidup lebih baik dibandingkan dengan si anak kecil itu.
Beberapa hari kemudian, si pemuda ini sedang asyik berbincang – bincang dengan temannya di teras depan rumahnya. Sambil ia menunggu datangnya si anak kecil penjual jalankote. tapi pada hari itu si anak agak terlambat. Saat ia melintas di depan rumah si pemuda ini. Ia memanggilnya “ de’ sini dulu !.
Dengan senyum si anak kecil ini menghampiri si pemuda. si pemuda inipun menawarkan kepada temannya jalankote yang dijual oleh si anak.“Leo mau ko’? . “Nda jie, kamu mi saja”.(Leo). “yah sudah makan ka e’!!”. setelah memakan 2 buah jalangkote si pemuda pun berhenti dan membayar jajanan si anak ini. “makasih ya de’.(si pemuda). dengan wajah berseri – seri iapun melanjutkan perjalanannya menjajahkan jualannya.
Bila kita memandang dengan sebelah mata maka tak banyak hal yang menarik dari si anak kecil ini akan tetapi marilah kita melihat dengan kedua mata hati kita, pasti akan kita temukan banyak hal yang menarik dan hikmah dari si anak kecil ini, yang mungkin masih belum kita bisa lakukan lebih baik dari si anak kecil.
+_THE END_+
Mungkin bagi orang lain itu adalah pekerjaan yang rendah dan tak banyak menghasilkan uang namun bagi si anak itu sudah lebih dari cukup untuk membantu keluarganya, karena hanya itulah yang ia mampu lakukan saat ini. Terkadang si pemuda merasa bergetar hatinya, bagaimana tidak saat itu ia memasuki gerbang rumahnya dan melihat si anak itu mengorek – ngorek tempat sampah yang ada di depan rumahnya sambil mencari barang – barang yang masih bisa digunakan . Dalam hatinya si pemuda merasa bersyukur karena masih bisa hidup lebih baik dibandingkan dengan si anak kecil itu.
Beberapa hari kemudian, si pemuda ini sedang asyik berbincang – bincang dengan temannya di teras depan rumahnya. Sambil ia menunggu datangnya si anak kecil penjual jalankote. tapi pada hari itu si anak agak terlambat. Saat ia melintas di depan rumah si pemuda ini. Ia memanggilnya “ de’ sini dulu !.
Dengan senyum si anak kecil ini menghampiri si pemuda. si pemuda inipun menawarkan kepada temannya jalankote yang dijual oleh si anak.“Leo mau ko’? . “Nda jie, kamu mi saja”.(Leo). “yah sudah makan ka e’!!”. setelah memakan 2 buah jalangkote si pemuda pun berhenti dan membayar jajanan si anak ini. “makasih ya de’.(si pemuda). dengan wajah berseri – seri iapun melanjutkan perjalanannya menjajahkan jualannya.
Bila kita memandang dengan sebelah mata maka tak banyak hal yang menarik dari si anak kecil ini akan tetapi marilah kita melihat dengan kedua mata hati kita, pasti akan kita temukan banyak hal yang menarik dan hikmah dari si anak kecil ini, yang mungkin masih belum kita bisa lakukan lebih baik dari si anak kecil.
- My Experience 100% True
+_THE END_+
Tidak ada komentar:
Posting Komentar